Adalah sebagai elemen yang mudah ditangkap mata, dinding menjadi perhatian utama untuk diolah.
Kali ini kita akan mengenal bagaimana sebuah proses mendesain interior dimulai. Pertama kita mencoba membuat definisi sederhana tentang sebuah ruangan. Kalau kita menyatakan sebuah ruangan, biasanya kita akan langsung terbayang sebuah “rongga” yang mempunyai sebuah pembatas di setiap sisinya. Coba sekarang bayangkan bila semua pembatas tadi kita buang. Maka dalam sekejap ruangan tersebut akan hilang dan menjadi satu dengan ruangan luar di sekitarnya. Atau sebaliknya, bayangkan bila di tengah-tengah ruangan, kita munculkan sebuah dinding dari kaca, maka dalam sekejap kita akan merasakan ruangan tersebut terbelah menjadi dua, meskipun batasannya hanya sebuah kaca yang tembus pandang. Kira-kira seperti itu gambaran elemen dasar seperti lantai, dinding dan langit-langit. Elemen tersebut mampu menciptakan atau menghilangkan keberadaan ruang-ruang sesuai dengan kebutuhan kita.
Disamping dinding, lantai dan langit-langit, elemen dasar lainya yang juga dikenal dalam desain interior adalan elemen furniture dan elemen estetis ( pernak-pernik yang ada di dalam ruang ). Kedua elemen dasar ini, lebih dikenal sebagai elemen yang memberi makna pada sebuah ruang. Sekarang kita akan membayangkan sebuah ruangan yang kosong, lalu kedalamnya kita masukan furniture, misalnya saja sebuah ranjang, maka dalam sekejap kita akan mengenalnya sebagai ruang tidur. Jika kita tukar dengan meja makan dan pernak-pernik piring sendok diatasnya, maka ruangna tersebut kita akan segera menganalnya sebagai ruang makan. Begitulah elemen-elemen furniture dan estetis bekerja sama memberi makana pada sebuah ruangan.
Sekarang marilah membahas masing-masing elemen dasar interior tadi secara lebih dalam. Kita akan memulainya dengan elemen dinding. Pada saat kita akan memasuki sebuah ruang, biasanya mata kita
Sekarang kita coba merasakan dan membayangkan bagaimana dinding membuat perbedaan kesan yang kuat pada sebuah ruang. Bayangkan ada sebuah dinding, warnanya putih terang dan menenangkan mata, lalu tiba-tiba diubah warnanya menjadi hitam, dengan tonjolan batu-batu cadas yang sangat tajam. Apa yang kita rasakan ? Bisakah anda membayangkan perbedaan kesan tadi ?.
Mari kita coba dengan contoh lain. Dindin putih tadi kita rubah dan kita ganti dengan bidang berupa lembaran kain sutra tipis halus dan menerawang, memperlihatkan hamparan pantai yang sangat indah disebrangnya. Sudah bisakah anda rasakan perbedaanya? Nah, perbedaan kesan yang ditangkap inilah yang biasanya “dimainkan” para desainer. Kita pun sekarang bisa melakukan permainan-permainan dinding ini untuk menciptakan sebuah kesan yang sama sekali beda pada ruang di rumah kita.
Sumber : Tabloid Rumah
0 komentar:
Posting Komentar