Jumat, 29 Mei 2009

MANAJEMEN WAKTU

MANAJEMEN WAKTU

Definisi Manajemen : Suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin (H. Weihrich & H. Koontz).





Fungsi Manajemen dan landasan Syari’ah :

1. Planning (QS. Al Hasyr :18)

2. Organizing (Ucapan Ali ra.)

3. Actuating (QS At-Taubah :105)

4. Controlling (Hadits Rasullulah)

Urgensi Waktu

Waktu adalah sesuatu yang amat penting bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan ini, setelah mengenal tiga dimensi, manusia mengenal dimensi waktu, yaitu suatu dimensi yang mengikat kehidupan setiap makhluk kemanapun dia beraktifitas.

Sayangnya, tidak semua manusia menyadari keberadaannya dalam waktu. Banyak yang merasa bebas dengan waktu dan akhirnya menyia-nyiakan, bahkan mengisinya dengan aktifitas yang menghancurkan serta membinasakan dirinya. Padahal dalam QS Al Anbiya: 35 manusia diingatkan akan mati. Juga QS Al A’raf ;34 manusia diingatkan akan batas waktu. (Lihat QS 4 :77) Termasuk hadits “ Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu olehnya, yaitu sehat dan waktu luang (Riwayat Bukhori)

Karakteristik Waktu

1. Cepat berlalunya QS 79 :46 “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan hanya sebentar saja di waktu sore atau pagi hari”.

2. Waktu yang telah berlalu tidak dapat kembali dan tidak dapat diganti.

3. Waktu adalah sesuatu yang termahal yang dimiliki manusia, Ustad Hasan Al Banna mengatakan “Waktu adalah kehidupan”.

Kewajiban Muslim Terhadap Waktu

1. Menjaga manfaat waktu, Umar bin Abdul Aziz mengatakan sesungguhnya siang itu berbuat atas dirimu maka beramallah pada keduanya. Ulama mengatakan “Waktu adalah pedang, bila kamu tidak memakainya dengan baik dan benar ia akan memotong dirimu”. Ada juga yang mengatakan “Barang siapa yang hari ini seperti hari kemarin, ia adalah orang yang tertipu dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin is adalah orang yang tercela”.

2. Tidak menyia-nyiakan waktu

3. Mengisi kekosongan. Kekosongan atau waktu luang adalah saat sunyi dari kesibukan dunia yang menghambat seseorang untuk melaksanakan urusan akhiratnya. Dalam sebuah hadits, disebutkan “Pergunakan waktu luangmu sebelum waktu kerjamu”. Seorang ulama berpendapat “Kekosongan bagi laku-laki adalah kelalian sedangkan bagi wanita adalah timbulnya syahwat”.

4. Berlomba-lomba dalam kebaikan. QS 83 :26 “Dan untuk yang demikian itu hendaknya mereka berlomba-lomba.

5. Belajar dari perjalanan hari demi hari QS 3 :190 “Sesungguhnya dalam menciptakan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal”.

6. Mengatur waktu. Seorang mukmin harus dapat mengatur dan membagi waktunya untuk kewajiban dan pekerjaan yang beragam, sehingga tidak terjadi saling tindih antara yang penting dan tidak penting, antara yang telah tertentu waktunya dengan yang belum ditentukan. Termasuk untuk isitrahat seperti Ali bin Abi Thalib pernah menasehatkan “Berilah hatimu waktu sekadar untuk istirahat, karena hati itu kalau dipaksakan menjadi buta”. Sabda Rasullulah SAW “Sesungguhnya agama itu mudah, agama sekali-kali tidak akan membbani seseorang kecuali ia mampu mengerjakannya, maka kerjakanlah dengan baik sedapat kamu kerjakan dan beribadahlah sekadarnya yang dapat mendekatkanmu kepada Allah serta bergembiralah dengan pahala atas pekerjaan yang berkelanjutan walau sedikit”. (Riwayat Bukhori dan Nasa’i)

7. Bagi tiap-tiap waktu ada aktifitas tertentu. Abu Bakar Ra. Berwasiat kepada Umar bin Khattab “Ketahuilah! Bagi Allah perbuatan di siang hari, Dia tidak akan menerimanya di malam hari. Dan bagi-Nya perbuatan di malam hari, Dia tidak akan menerimanya di siang hari”. Ada empat waktu bagi seorang hamba yang harus diperhatikan :

Waktu kenikmatan

Waktu kesengseraan

Waktu ketaatan

Waktu Kemaksiatan

8. Memilih waktu-waktu yang istimewa. Rasul menginformasikan “Sesungguhnya pada waktumu ada pemberian-pemberian dari Rab-mu, maka berusahalah untuk mendapatkannya “ (Riwayat Thabrani) Hadits lain “Sedekat-dekat Allah dengan hamba-Nya adalah di waktu akhir malam, maka apabila kamu dapat menjadi orang yang selalu berdzikir kepada-Nya saat tersebut, maka kerjakanlah”. (Riwayat Thabrani).

Artikel By. Sahabat : Bekti Abu Hanifah



0 komentar:

 
Copyright 2009 DIMENSI RUANG DAN WAKTU. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree