Jumat, 06 April 2012

Efek Begadang

Efek Begadang

Begadang menyebabkan terganggunya metabolisme dalam tubuh. Menurut riset University of Chicago, Amerika Serikat, keseimbangan metabolisme terganggu bila begadang minimal 3 hari. Dampaknya sekresi hormon insulin pun tidak sempurna, berkurang 25%, sehingga gula yang mestinya diubah menjadi energi menumpuk dalam darah. Tingginya kadar gula dalam darah itulah yang disebut diabetes mellitus.

Saat tidur cukup, tubuh memulihkan diri dari rasa lelah, organ-organ rileks sehingga menetralkan kerusakan yang terjadi akibat kegiatan sehari-hari. Itu sesuai penelitian Eve Van Cauter seperti dilansir Proceedings of the National Academy of Sciences. Menurut Eve, tidur lelap penting bagi kesehatan. Hubungannya adalah perubahan nafsu makan, ketidaknormalan metabolime, obesitas, dan risiko diabetes.

Terganggu

Dalam pengujiannya ia melibatkan sembilan responden bertubuh sehat berusia 20-31 tahun. Mereka menginap lima malam di laboratorium dengan jam tidur teratur pukul 23.00-07.30. Dua malam pertama, mereka dibiarkan tidur nyenyak. Pada hari ketiga, pengeras suara di kamar memperdengarkan suara-suara rendah saat pola otak responden memasuki fase tidur nyenyak. Walau pelan, suara rendah itu mengurangi kualitas tidur lelap mereka menjadi 90%. Suara itu rupanya membawa mereka kembali dari fase tidur nyenyak ke fase tidur ringan.

Responden berusia di atas 60 tahun, secara umum hanya mengalami fase tidur nyenyak selama 20 menit, orang dewasa 80-100 menit. Hasilnya, sensitivitas insulin para responden menurun menjadi 25%. Itu berarti, jika kurang tidur butuh lebih banyak hormon insulin untuk mengatur kadar glukosa. Jika jenis makanan tetap sama tetapi tidurnya lebih sedikit, maka kadar glukosa darah naik 23%.

Prof Dr dr Askandar Tjokroprawiro SpPD dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, menegaskan insulin, hormon yang diproduksi sel beta pankreas berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi. Jika jumlahnya berlebih dalam darah, muncullah diabetes. Itu menyebabkan berbagai komplikasi, seperti stroke, katarak, jantung koroner, dan gangren. Penderita diabetes juga rentan infeksi.

Infeksi

Banyak penyebab kaki penderita diabetes mudah infeksi. Askandar mencontohkan, terkena knalpot, lecet akibat sepatu sesak, luka kecil saat memotong kuku, kompres kaki yang terlalu panas. Infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes kronis yang dikenal sebagai penyulit gangren atau ulkus. Jika dibiarkan, infeksi mengakibatkan pembusukan pada bagian luka karena tidak mendapat aliran darah. Pasalnya, pembuluh darah penderita diabetes banyak tersumbat atau menyempit. Jika luka membusuk, bagian terinfeksi harus diamputasi.

Hal itulah yang dialami M Fuad Hartoro Aji di Jakarta. Kadar gula darahnya 700 mg/dl, kadar normal 200 mg/dl. Setelah menghentikan konsumsi makanan manis, nilai itu perlahan turun ke angka 200 mg/dl. Walau Fuad merasa tenang dengan angka itu, bukan berarti ancaman hilang.

Pada Oktober 2006 ketika sedang menikmati acara televisi, nyamuk mengisap darah di tubuhnya. Akibatnya, kulit pria kelahiran Jakarta itu berbintik kecil berwarna merah. Lantaran gatal, Fuad kerap menggaruknya. Hasilnya, bintik itu membesar dan membengkak dengan diameter 4 cm. Bukan itu saja, bentol itu berkembang menjadi 22 titik disertai kaki menghitam.

Dokter yang merawat Fuad memutuskan untuk mencongkel satu per satu bentol itu. Setelah dua hari rawat inap bengkak memang sirna, tapi yang tersisa luka sedalam 0,5 cm yang tak kunjung menutup. Luka itu juga membuat Fuad tidak bisa berjalan lantaran kakinya membesar dan sakit jika dipijakkan.

Selama satu tahun luka itu dibiarkan oleh Fuad. Pada Januari 2008 temannya, Edi, menyodorkan ekstrak teripang oles dan jeli yang diminum. ‘Saya borehkan ekstrak teripang ke satu per satu luka hingga memenuhi lubangnya,’ kata Fuad. Sedangkan jeli gamat dikonsumsinya 3 kali 2 sendok sehari. Tiga hari rutin mengoleskan jeli teripang Fuad tercengang. Seluruh bekas luka menutup.

‘Itu berkat kandungan asam amino tinggi,’ kata Walter K M Yee, ahli gizi dari Luxor Malaysia. Ada 11 asam amino dalam teripang, di antaranya asam eicosapentaenat (EPA) dan asam docosahexaenat (DHA) yang tinggi, masing-masing 25,69% dan 3,69%. Nilai EPA besar menandakan kecepatan teripang memperbaiki jaringan rusak.

Wang H dan Zhang G dari Shanghai Institute of Hematology, Shanghai Second Medical University, China mengungkap teripang kaya senyawa glikosaminoglikan yang bersifat antipenggumpalan dan pembekuan darah. Itu sebabnya luka Fuad lekas menutup.

http://dedyfirmansyah.wordpress.com/2009/05/24/efek-begadang/

0 komentar:

 
Copyright 2009 DIMENSI RUANG DAN WAKTU. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree