Selasa, 18 November 2008

EPC Project

ENGINEERING, PROCUREMENT & CONSTRUCTION (EPC) PROJECT


PROYEK PERANCANGAN REKAYASA, PENGADAAN & KONSTRUKSI


Pengertian Proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction).

Pada proyek konstruksi tertentu, pemilik proyek tidak menyerahkan tanggung jawab kegiatan desain/perancangan kepada konsultan, pengadaan material/peralatan, dan pelaksanaan konstruksi kepada kontraktor. Namun pemilik proyek menyerahkan tanggung jawab kegiatan EPC tersebut kepada satu pihak yang disebut konsultan-kontraktor atau kontraktor EPC. Proyek konstruksi dengan sistem pengaturan/manajemen seperti itu dikenal dengan sebutan proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction).


Latar Belakang Timbulnya Proyek EPC

Seperti pada proyek konstruksi tradisional, manajemen proyek dengan konsep EPC bertujuan sama, yaitu tercapainya persyaratan biaya, mutu, dan waktu. Hal tersebut juga menjadi latar belakang timbulnya proyek EPC dan dapat dilihat pada penjelasan berikut ini :

  1. Waktu penyelesaian

Dengan menggabungkan kegiatan desain, pengadaan, dan konstruksi maka akan dihasilkan waktu penyelesaian proyek yang lebih singkat dengan tujuan agar proyek tersebut dapat lebih cepat beroperasi. Hal ini berkaitan dengan adanya investasi pada proyek konstruksi. Karena dengan demikian cepatnya proyek beroperasi maka uang yang diinvestasikan akan lebih cepat kembali.

  1. Pertimbangan anggaran biaya

Pemilik proyek menginginkan untuk mengeluarkan biaya proyek keseluruhan yang serendah mungkin sesuai dengan pengembalian investasi yang semaksimal mungkin dan dengan keuntungan sebesar-besarnya. Hal ini dapat dicapai dengan cara memperpendek waktu penyelenggaraan konstruksi, mengurangi risiko yang mungkin terjadi, melakukan perencanaan yang cukup lama agar mendapatkan hasil yang matang, dan sebagainya. Dengan berkurangnya waktu penyelenggaraan konstruksi, berarti biaya overhead proyek dapat lebih berkurang.

  1. Standar mutu

Pemilik proyek EPC yang hendak mempekerjakan kontraktor EPC akan membutuhkan standar kualitas dan pelaksanaan pada masing-masing pekerjaan pada proyeknya. Pada proyek EPC, kontrak harus meliputi pokok-pokok tentang spesifikasi di samping waktu dan biaya. Juga kualifikasi dari kontraktor EPC yang ikut dalam pengadaan sangat menentukan. Hal ini terutama karena proyek EPC merupakan proyek yang mempunyai tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan proyek konstruksi tradisional, sehingga pada waktu konstruksinya diperlukan juga peran dari engineer-nya paling tidak untuk mengawasi.


Jenis-jenis Proyek EPC

Seperti telah dijelaskan, salah satu karakteristik proyek konstruksi adalah rangkaian kegiatannya memiliki hasil akhir yang secara umum berupa bangunan rumah tinggal, bangunan gedung, bangunan teknik sipil, dan bangunan industri. Untuk menganalisis jenis proyek yang menerapkan konsep EPC, dapat ditinjau jenis proyek berdasarkan output proyek atau hasil akhir kegiatan proyek tersebut.

Proyek EPC tidak pernah diterapkan pada proyek bangunan gedung, tetapi seringkali ditemui pada pembangunan pabrik. Pada proyek semacam ini biasanya pembangunan ditujukan untuk menghasilkan suatu produk dengan spesifikasi tertentu misalnya gas dengan tekanan tertentu, listrik dengan daya tertentu dan minyak dengan jumlah tertentu, berbeda dengan bangunan gedung yang dibangun untuk digunakan misalnya untuk dihuni, dijadikan perkantoran, dijadikan pusat perbelanjaan, dan sebagainya.

Ketika proyek semacam ini dibangun, biasanya terdapat pekerjaan instalasi yang lebih banyak dibandingkan pada proyek bangunan gedung, misalnya pekerjaan instalasi pipa, turbin, boiler, dan kompresor. Pembangunan konstruksi biasanya ditujukan sebagai struktur penunjang instalasi tersebut misalnya pembangunan pondasi mesin sebagai tempat dudukan mesin-mesin pabrik tersebut. Selain itu, beberapa pekerjaan konstruksi lainnya hanya berperan dalam pekerjaan persiapan proyek seperti pembersihan lahan (land clearing), pembangunan jalan (access road), fasilitas penyimpanan barang (warehouse), dan kantor direksi (direction kit).

Dalam mewujudkan proyek semacam ini, beberapa masalah yang seringkali timbul adalah dalam mengkoordinasikan pekerjaan instalasi dan pekerjaan konstruksi. Biasanya pekerjaan konstruksi harus menyesuaikan kepada jenis instalasinya oleh karena itu dalam melakukan kegiatan harus didahului dengan perencanaan yang matang, misalnya dalam pembangunan pondasi mesin terus memperhatikan spesifikasi mesin yaitu dimensinya, beratnya, getarannya, dan sebagainya. Berdasarkan output ini, proyek yang sesuai untuk menerapkan konsep EPC adalah proyek yang membangun bangunan industri atau lebih tepatnya adalah industrial plant. Secara terminologi “industri” memiliki pengertian suatu usaha untuk menghasilkan/memproduksi suatu barang atau jasa sedangkan pengertian “plant” mengarahkan pada suatu pabrik. Pabrik yang dimaksud tidak hanya terbatas pada pabrik yang biasa kita lihat sehari-hari di suatu kawasan industri dimana bangunannya terkumpul dalam suatu area, tetapi memiliki pengertian yang lebih luas karena bangunan pabrik itu dapat terpencar diberbagai kawasan, bisa jadi bangunan itu terdiri dari bangunan yang kecil-kecil sebesar gardu listrik tetapi memiliki frekuensi yang banyak dan dihubungkan dengan instalasi yang cukup panjang, seperti pada proyek pembangunan instalasi telekomunikasi dan instalasi dan transmisi gas dimana pembangunan instalasinya menyerupai instalasi pabrik yang dibangun pada suatu kawasan. Dengan demikian didapat pengertian bahwa industrial plant adalah bangunaan (menyerupai pabrik) yang dibuat untuk memproduksi suatu barang atau jasa.

Bangunan industri umumnya memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan jenis bangunan lainnya antara lain :

  1. Dalam pembangunan sebuah bangunan industri tidak hanya diutamakan optimalisasi pembangunan fisik jasa, tetapi juga diutamakan pembangunan suatu sistem yang optimal dengan tujuan mencapai output yang maksimal, seperti gas dengan tekanan tertentu. Diantara pembangunan sistem yang telah ada seperti :

    • Eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam.

    • Pengelolaan (refinery).

    • Proses kimia (process plant).

    • Pembangkit tenaga (power generation)

    • Produksi manufaktur.

  2. Prosentase pembangunan instalasi lebih besar dibandingkan konstruksi. Instalasi (asal kata install) adalah komponen-komponen/peralatan yang ditempatkan dan akan menjadi suatu sistem bila siap dioperasikan, seperti pipa, boiler, turbin, dan generator. Konstruksi berguna sebagai struktur penunjang yang akan memberikan dukungaan pada instalasi seperti pondasi, struktur baja (hangar), dan kabel. Konstruksi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu konstruksi yang mendukung instalasi secara langsung (konstruksi langsung) seperti kabel dan pondasi mesin dan yang mendukung instalasi secara tidak langsung (konstruksi tidak langsung) seperti pembuatan access road, pembangunan direction kit, pembangunan fasilitas penyimpanan barang, dan parkir kendaraan. Jika dilakukan perbandingan, maka biasanya biaya instalasi (termasuk biaya pembelian material dan peralatan) akan melampaui biaya konstruksi langsung sehingga mengakibatkan prosentase biaya instalasi menjadi lebih besar dari pada biaya konstruksi langsung.

  3. Pada proyek industri, komponen-komponen material dan peralatan yang menonjol adalah mesin-mesin/peralatan berteknologi canggih seperti boiler, generator, dan turbin uap. Terkadang, komponen-komponen proyek tidak ada di pasaran tetapi harus difabrikasi terlebih dahulu tidak seperti bangunan gedung dan teknik sipil yang komponen material dan peralatannya sudah bersifat umum sehingga terdapat banyak di pasaran.

  4. Untuk menangani proyek-proyek industri terutama terhadap mesin-mesin canggih pada saat pelaksanaan tidak akan ditemui kesulitan yang berarti. Terkadang mesin-mesin itu bersifat khusus dan baru ditemui oleh para personil sehingga membutuhkan kajian teoritis lagi sebelum mengimplementasikannya pada suatu proyek. Dalam hal ini berarti sumber daya manusia (man) lebih diarahkan pada peran perencanaan konstruksi dari pada pelaksanaan konstruksinya.

  5. Untuk mewujudkan kegiatan proyek industri seringkali dibutuhkan integrasi peran multi disiplin. Keahlian masing-masing sumber daya manusia tidak terbatas pada suatu disiplin tetapi saling bekerjasama antar disiplin ilmu disebabkan karena kompleksnya masalah proyek yang dihadapi. Sebagai contoh ketika memasang sebuah boiler untuk memprosesnya dibutuhkan ahli teknik kimia, untuk membuat konstruksinya dibutuhkan ahli teknik sipil, untuk mengoperasikannya dibutuhkan ahli teknik mesin dan lain-lain sehingga masing-masing disiplin itu tidak dapat berdiri sendiri.

Setelah dianalisis ciri-ciri proyek industrial plant ini, jenis proyek lain seperti bangunan gedung dan teknik sipil juga dapat memiliki sebagian ciri-ciri tersebut. Pada proyek semacam dapat pula diterapkan konsep EPC, contohnya pada proyek jembatan cable-stayed berteknologi modern ataupun proyek kota super block. Pada proyek jembatan cable stayed misalnya, dibutuhkan kabel baja mutu tinggi yang harus dipesan (fabrikasi) terlebih dahulu jauh sebelum proyek dimulai. Pengerjaannya menjadi tidak sederhana karena harus melakukan banyak pemasangan kabel-kabel dengan mutu berbeda-beda. Setelah itu dibutuhkan metoda kerja mesin tertentu (kontrol aktif) sebagai antisipasi terhadap gempa sehingga perlu juga melibatkan disiplin lain selain teknik sipil.

1 komentar:

fachrie78 mengatakan...

Urgently needed
Due to their rapid project, expansion is having requirement For Professionals, Dynamic, Self-motivated and Dedicated person to fill the Following position
Civil Supervisor:
1. Min S1/ D3 Civil Engineering background
2. Minimum 3 years experience in construction Supervision, high risk
3. Experience in engineering procurement Construction (EPC) Manufacturing
4. Good In English oral & written
5. Able to Use MS Office, AutoCAD
Electrical Supervisor:
1. Min S1/ D3 Electrical Engineering background
2. Minimum 3 years experience in electrical construction
3. Experience in Engineering procurement Construction (EPC) Manufacturing
4. Good In English oral & written

Send your Application to : almaidah@bismillah.com

 
Copyright 2009 DIMENSI RUANG DAN WAKTU. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree